Lunturnya Sosok Negarawan
Pemimpin Indonesia
Oleh Fadhil Muhammad Indrapraja
Tulisan ini di-ilhami
oleh “pandangan” B.J. Habiebie di salah satu stasiun televisi swasta Indonesia beberapa
waktu lalu. Gejolak pemikiran terhadap topik ini semakin bertambah setelah
diskusi singkat bersama sahabat-sahabat FHUI.
“Ketika menemukan sosok tersebut merupakan
suatu hal yang sulit, maka kitalah yang bertanggungjawab untuk memantaskan diri
menjadi sosok negarawan pemimpin bangsa Indonesia.”
Indonesia merupakan
negara yang diberi karunia berlimpah oleh Tuhan. Sudah
semestinya karunia tersebut menjadi tanggung jawab setiap rakyat
Indonesia untuk menjaga dan mengelolanya
demi
terwujudnya masyarakat
Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur. Karunia berlimpah merupakan suatu tantangan. Dahulu,
tantangan ini
berhasil dilalui
oleh
para
pemimpin penggerak roda bangsa Indonesia.
Sosok
penggerak roda bangsa ini
adalah sosok negarawan. Mereka
membawa bangsa Indonesia menjadi negara yang merdeka dan diakui oleh Negara lain. Rumusan
pedoman bernegara yang
dituangkan dalam bentuk Undang-Undang Dasar (UUD) berhasil mereka bentuk demi kepentingan
seluruh rakyat.
Mereka menolak menjual idealisme dengan segelimang materi yang hanya memberi kesenangan dunia dan
individu semata.
Sebagai seorang pemimpin, mereka menyadari kewajiban dan tanggung jawab untuk
berkontribusi secara maksimal memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara. Tak sedikit diantara mereka yang rela mengorbankan nyawa demi kepentingan seluruh rakyat. Mereka berada di garda terdepan, ya begitulah hakikat pemimpin yang sesungguhnya.
Sosok
negarawan
tersebut memiliki pemikiran cerdas dalam melihat kondisi bangsa dan negara. Mereka berpandangan
jauh kedepan dengan merumuskan
pedoman bernegara tanpa memikirkan kepentingan pribadi atau sekelompok golongan tertentu..
Pada akhirnya,
rumusan
tersebut diterima oleh seluruh
rakyat Indonesia sebagai
nilai luhur yang dicitakan-citakan bersama ditengah keberagaman yang ada.
Sosok mereka adalah
pribadi yang mampu membuat
bangsa Indonesia memiliki martabat dan jati diri dimata Internasional. Mereka memiliki integritas dan kualitas intelektual yang sangat baik. Tak hanya itu, mereka juga terus meningkatkan kualitas
diri agar Indonesia dapat
bersaing dengan bangsa asing. Tidak ada kata lelah dalam benak mereka. Perjuangan dan jasa mereka tercatat
dengan mulia dalam sejarah kenegaraan bangsa Indonesia.
Saat ini, pemimpin
yang muncul sering kali mengecewakan rakyat. Dimulai dari kebijakan yang merugikan rakyat, sampai persoalan
etika yang bertentangan
dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat Indonesia. Dalam sebuah sistem kenegaraan
(pemerintahan) tentu diperlukan pemimpin yang tangguh, pemimpin yang mampu menciptakan budaya kerja yang baik. Sebuah sistem tidak akan dapat
berjalan dengan baik apabila
tidak dipimpin
oleh pemimpin yang kompeten dan bermoral.
Sosok
pemimpin negarawan semakin sulit dijumpai. Tidak banyak pemimpin yang amanah
saat memegang jabatan, semua terbuai oleh harta dan tahta. Mulai detik ini sudah seharusnya
kita memberikan solusi dalam membangun konstruksi kokoh sebuah organisasi Negara. Kemana arah bangsa ini berlayar merupakan
tanggung jawab kita bersama.
Mari bersama-sama melakukan introspeksi diri, menyadari kewajiban-kewajiban yang kita miliki
dan menjalankannya dengan optimal. Menyadari bahwa
hidup adalah merubah hal
negatif menjadi hal positif, meningkatkan ilmu pengetahuan serta menjunjung
tinggi idealisme untuk mempertahankan eksistensi negara demi mewujudkan sebuah misi suci, yakni terwujudnya masyarakat
Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur bagi seluruh rakyat.
Semoga setiap langkah kita mengantarkan kita menjadi sosok negarawan yang
memberikan arti kemerdekaan yang susungguhnya
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Amin
Ya Rabbalalamin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar